Kasus 1 : Ada seorang pria A, dia mencintai wanita B, tapi si wanita B malah mencintai pria C. Si pria C ini tidak memiliki perasaan apapun kepada wanita B, selain menganggap nya teman.
Semua perasaan yang dirasakan oleh pria A ke wanita B juga merupakan ungkapan perasaan wanita B ke pria C. Semua usaha yang dilakukan si pria A untuk menaklukkan hati si wanita B, juga dilakukan si wanita B untuk mendapatkan perhatian si pria C.
Kenapa hal-hal semacam di atas sering kali terjadi dalam kehidupan manusia? Kenapa semua hal sudah diatur sedemikian rupa untuk menjadi serumit ini? Sebenarnya apa rencana dibalik semua ini? Kenapa semua orang harus dibuat terluka dulu? Kenapa perasaan wanita B bukan untuk pria A saja? Bukankah jelas-jelas pria A sangat mencintainya, takkan membuatnya sedih dan terluka dan ia pun tak perlu bersusah payah hanya untuk mendapatkan perhatiannya. Jika begitu kejadiannya, aku yakin semua orang pasti bahagia. Si pria A bahagia, karena wanita yang dicintainya merasakan hal yang sama dengannya. Si wanita B juga pasti bahagia, karena menemukan pria yang begitu mencintainya tanpa perlu terus terluka mengharapkan sesuatu yang tak pasti. Sedangkan si pria C, aku juga yakin ia pasti bahagia, karena tidak ada lagi wanita menyebalkan yang mengganggu hidupnya, dan ia bebas unutuk mengejar cintanya sendiri.
Begitu sulitkah untuk mengubah ini semua menjadi kenyataan?
Suatu hari si pria A mengirimkan sebuah puisi kepada wanita B, isinya :
Cinta yang agung adalah ketika aku menitikkan air mata tapi aku masih peduli kepadanya. Ketika ia tak lagi memperdulikanku tapi aku masih menunggunya dengan setia, dan ketika dia mulai mencintai orang lain tapi aku masih bisa tersenyum dan berkata ‘ aku turut bahagia untuk mu’. Cinta itu mudah memilihnya, sulit mengakhirinya dan hamper tak mungkin untuk melupakannya.
Suatu hari ia pernah bertanya kepada ku, manakah yang lebih penting bagimu, aku atau hidupmu. Lalu aku menjawab hidupku, dan ia pergi meninggalkan ku.
Tanpa tahu bahwa ia lah hidupku..
Membaca puisi itu wanita B menangis, selain tersentuh ia juga memahami tiap kata yang ada dalam puisi terse but, menyadari bahwa tiap kata tersebut juga merupakan gambaran perasaannya kepada pria C.
Isn’t it ironic?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar