Rabu, 07 Januari 2009

dont judge a book by its cover

Setiap orang pasti punya first impression atau kesan pertama setiap kali melihat orang baru dalam hidup mereka.

First impression ini yang mewakili citra seseorang dalam pandangan kita dan dar banyak kejadian biasanya kesan pertama ini tak selalu benar.

Dan inilah yang aku rasakan pada teman-teman kuliahku.

Pertama kali aku melihat wajah-wajah asing di lingkungan baruku ini kebanyakan penilaian ku pada mereka sama : SOMBONG, malah jujur aja untuk beberapa orang aku malah menilai mereka aneh.

Aku rasa itu hak kita untuk menilai orang lain semaunya, toh itu semua belum tentu terbukti.

Karena aku sendiri juga sudah puas dicap orang lain. Dan akhirnya itu hanya membuat kita merasa seperti memakan omongan sendiri.

Kenyataannya setiap orang pasti memiliki sisi menyenangkan, tetapi tidak semua orang dapat menunjukkannya pada orang asing.

Beberapa harus merasa cukup nyaman untuk dapat menunujukkan siapa dirinya kepada orang lain.

Hal ini juga pernah kurasakan pada teman-teman dekatku saat ini.

Pertama kali melihat Dita, hanya terlintas satu kata: cantik. Ternyata setelah mengenalnya lebih dekat Dita tak hanya cantik, dia juga cerewet, gampang panik, lucu, penyayang dan sangat perasa.

Pertama kali melihat Ema = modis. Tapi ternyata enam bulan satu kelas dan seatap dengan si modis ini banyak sifat tak terduga yang mulai ia tunjukkan seperti moody, royal, ramah dan tentu saja lucu.

Dan yang terakhir ketika pertama kali melihat Cume = aneh. Cewek berjilbab ini selalu rame, bisa ngelucu dimana aja dan kepada siapa aja. Tapi ternyata dibalik keramahan dan keramaian nya justru Cume lah satu-satunya orang yang masih bisa berpikir jernih disaat kami semua panik, dia selalu bertindak sebagai penengah untuk banyak hal, dan satu hal lagi ternyata Cume juga berhati lembut (believe it or not). Dia gampang menangis untuk hal-hal yang membuatnya iba.

Lalu aku mulai mengenal nama-nama lain dengan karakter yang berbeda dari kesan pertama yang mereka ciptakan padaku.

Seperti Yogi yang terlihat seperti “cowok baik-baik” ternyata sangat menggilai music rock, tapi disaat-saat tertentu sifat alami kebapakan nya juga bisa muncul

Lalu Acied yang ternyata bisa jadi sangat gokil untuk hal-hal tertentu.

Ada juga Ojan, cowok unik yang bisa menyadarkan kita tentang betapa berartinya hal-hal kecil yang tidak kita anggap selama ini.

Dan yang terakhir Ray, cowok yang mungkin bagi banyak orang terlihat aneh karena dia sangat menyukai segala hal yang berbau jepang. Tapi seperti katanya ‘kita disebut aneh hanya karena kita berbeda dari orang-orang disekitar kita, tapi kalau mereka sama seperti kita maka..’. Dan ternyata setelah lebih mengenalnya aku baru tahu ternyata hal-hal yang sering kami pikirkan sama sekali tidak seperti yang kami pikirkan. Dan tidak banyak orang yang tahu kalu cowok satu ini bisa dibilang multi talented.

Seperti pepatah bilang “don’t judge a book by its cover”. Jadi jangan buru-buru menilai orang dan langsung menanamkan citra tersebut dalam diri kita tanpa berusaha mengenal mereka lebih dekat. Karena bisa aja salah satu dari mereka itulah yang mungkin akan menjadi “seseorang” bagi kita.

Who knows?

3 komentar:

blogojan mengatakan...

mmm...boleh juga pendapatmu itu..

entah kenapa pasti ada sesuatu hal yang kontradiktif diantara kita.

dalam hal ini aku akan bilang bahwa soal mencitrakan seseorang akan menjadi sebuah permainan bagiku.
semua juga punya baik buruk.
aku ingin melahapnya semua.
tidak hanya aku mencitrakan buruk pada seseorang, ternyata orang itu baik, dan aku meninggalkan segala keburukan orang itu..

ini hanya sebuah permainan.
kita masing-masing punya strategi,


buzz!!

jangan baca berulang2 komentarku ini.
bikin bingung.
aku sendiri juga bingung.

wkwkwk

aku baru berkomentar pada postingan mu yang ketiga ini.
karena ada namaku.wkwkwk

gak dink.

sip!


keep on writing

blogojan mengatakan...

bukan komentar pertama ternyata..!!!

yogiethemetalhead mengatakan...

kok aku di bawa2 sih?